Gapura masjid Robayan merupakan simbol pluralisme pada awal perkembangan Islam dengan perpaduan budaya Islam
dan Hindu yang terdapat pada Gapura Masjid Jami' Baiturrahman Robayan.
Gapura Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan dahulunya hanya berupa batu bata yang disusun menjadi gapura.
Untuk menjaga batu bata tidak lapuk, maka warga desa Robayan menutupi
gapura dengan melapisi dengan semen seperti sekarang. Walaupun bentuk
masjidnya sekarang sudah direnovasi dan bentuk awalnya sudah tidak
kelihatan lagi, tetapi ada yang tidak diubah dan dibiarkan masih seperti
aslinya yaitu gapura masjid. bentuk gapura pada Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan yang menggambarkan bentuk akulturasi arsitektur Hindu dan Islam. Gapura masjid tersebut dahulunya terdapat piring-piring khas Tiongkok, kemungkinan dulu Mbah Roboyo mendapatkan piring
tersebut sebagai hadiah dari saudagar dari Tiongkok. Tapi karena
piring-piring tersebut rusak, pada saat mengganti plester atau semen
pelapis gapura, sehingga piring tersebut tidak dipasang karena
kondisinya rusak. Bahkan ketika masjid direnovasi masyarakat Robayan
meminta ijin kepada Mbah Roboyo, dengan cara sowan kemakam beliau, tetapi tmeskipun Masjid sudah direnovasi 4 kali, tetapi warga masyarakat tetap menjaga bentuk asli Gapura Masjid Jami' Baiturrohman I Robayan.
Gapura Robayan (Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan) berusia
ratusan tahun, gapura tersebut memiliki corak arsitektur Hindu-Jawa.
Gapura Robayan sangat disakralkan bagi masyarakat Robayan oleh karena
itu masyarakat Robayan tidak berani dan tidak pernah membongkar maupun
menghilangkan, bentuk Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan masih
asli hanya di plester dengan semen, karena dahulunya hanya batu-batu
bata saja. Maka Gapura Robayan (Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I
Robayan) menjadi salah satu Cagar Budaya Milik Pemda Jepara.
Sesuai dalam UU RI Nomer 11 Tahun 2010[1]
juga dijelaskan tentang kriteria Cagar Budaya yaitu jika berusia 50
tahun atau lebih, mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun,
memiliki ati khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan, dan memiliki nilai budaya bagi penguatan
kepribadian bangsa.
